Friday, December 18, 2009

Danau Saif ul Malook

inilah hari pertama Shanty menginjakan kaki di Pakistan.
Tempat yang sangat asing dan belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Tapi Shanty sudah bertekad kuat untuk melanjutkan S2nya di Pakistan. Banyak orang yang bilang, mengapa tidak ke Mesir saja atau ke Jepang, India, tempat yang lebih baik dan lebih aman. Bagi Shanty Pakistan lah yang terpilih dalam hatinya dengan pertimbangan, di Pakistan mayoritas muslim dan biaya hidupnya pun hampir sama dengan di Indonesia.

Di siang hari ini, matahari dengan teriknya menyengat ubun-ubun. Shanty sudah kelelahan naik beberapa bis setelah dari bandara. Ini adalah pemberhentian terakhir yang ia yakini telah membawanya pada Naran. Dekat Mansehra distrik. Tujuannya saat ini adalah rumah Rusida- sahabat 'chatting'nya walau tak pernah bertemu secara langsung namun mereka sudah bersahabat sejak lama via email, chat online, mobile bahkan webcam. Dari Rusida lah Shanty tahu banyak tentang Pakistan hingga ahirnya ia membulatkan tekad untuk melanjutkan studi di sana. Rusida sendiri adalah perempuan Indonesia yang sudah menikah dengan pria Pakistan, dan sedang melanjutkan studi S2nya, oleh karena itu ia merasa sangat senang membantu Shanty dan siap menerima Shanty di rumahnya di Naran.

Saat ini Shanty berjalan kepanasan dengan tatapan aneh dari orang-orang disekelilingnya. Entah apa yang mereka perhatikan, padahal Shanty berbaju muslimah dengan jilbab menutupi dada, mungkin karena wajah Shanty yang 'sangat melayu' dan kulitnya yang terang dibandingkan kebanyakkan orang. Saat itu ia merasa sebagai seorang yang sangat asing, kelelahan membuatnya ingin merebahkan diri di suatu tempat yang sejuk, namun dimanakah itu selain di rumah Rusida nanti.
Tiba-tiba ia teringat akan mesjid, ia belum menunaikan sholat dhuhur ''bukankah, lebih baik sholat dulu?'' fikirnya.
Ia pergi ke toko kelontong ,bersamaan dengan datangnya Shanty, seorang Pria pun turun dari mobile Honda Accord silver. Namun Shanty tak memperhatikannya karena dahaga sangat menyiksanya ia hanya ingin membeli air mineral,
''kitne paise?'' Shanty menunjuk sebuah botol air mineral berbahasa Urdu.
'' 15 rupees''
Shantypun segera menyerahkan uang recehan dan mengambil botol tersebut.
Segera ia membuka botol tersebut dan mereguknya, dan seketika itu pula ia merasa diperhatikan oleh mata seorang pria, ia menengok ke sampingnya dan memang pria itu-pria yang turun dari mobil sedang memperhatikannya.
Shanty yang merasa tak nyaman ahirnya memulai percakapan '

No comments:

Post a Comment